Jakarta (31/7). Ekonomi kreatif secara perlahan menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Potensinya terbuka dan kian membesar, karena sektor inilah yang terbukti bertahan menghadapi segala dinamika, termasuk kala pandemi Covid-19 melanda dunia.
“Pertumbuhan ekonomi kreatif akan berdampak sangat signifikan terhadap perekonomian global. Termasuk pertumbuhan gross domestic product, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan ekspor, hingga kesejahteraan masyarakat,” ungkap Ketua Umum DPP LDII, KH. Chriswanto Santoso.
Melihat potensi industri kreatif yang sangat besar tersebut, DPP LDII menggelar webinar “Sharia Creative Entrepreneurship”, pada Sabtu (29/7). Acara itu dihelat secara hybrid, dengan studio utama di Kantor DPP LDII, Jakarta, diikuti 500-an studio mini se-Indonesia.
Chriswanto menjelaskan, untuk menumbuhkan jiwa entrepenurship generasi muda LDII, perlu mengembangkan potensi kreativitas berpegang teguh pada prinsip syariah. “Bagaimanapun kami sebagai lembaga dakwah tidak meninggalkan konsep-konsep syar’i dalam bertransaksi ekonomi. Sekreatif apapun harus dalam bingkai syariah, agar mendapat rida dari Allah karena kehalalan industri yang dikembangkan,” tegasnya.
Nilai dari ekonomi kreatif, lanjutnya, tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi, seperti yang terjadi pada era ekonomi industri. Tetapi kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju. “Ekonomi kreatif menjadi konsep untuk mengembangkan ekonomi, dengan mengandalkan ide dan gagasan talenta kreativitas, serta inovasi, sekaligus harus dibingkai dengan nilai-nilai religiusitas,” ujarnya.
Dengan semangat inovasi, kreativitas, dan keberanian untuk mengambil risiko, Chriswanto mendorong generasi muda LDII menjadi agen perubahan, yang mendorong Indonesia menuju masa depan yang gemilang. “Saya optimis anak-anak muda yang memiliki kreativitas kedepannya akan bisa menyambut bonus demografi dengan sesuatu yang bisa meningkatkan ekonomi dengan kreativitasnya,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno mengapresiasi peran LDII dalam mendorong generasi muda untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif. “LDII memiliki peran yang sangat strategis, karena Indonesia akan menghadapi Indonesia Emas 2045 dengan usia produktif mencapai 70%,” ungkapnya.
Sandi mengungkapkan, kunci mewujudkan Indonesia Emas 2045 berada pada kualitas sumber daya manusianya, terutama generasi muda. “Kita butuh generasi muda yang inovatif, adaptif kolaboratif, berani mengambil resiko, menjaga relasi, memiliki dan mengasah soft skill, dan miliki prinsip kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas,” jelasnya.
Ia mendukung langkah LDII dalam mendorong generasi muda untuk mengembangkan potensi bisnis kreatif dengan tetap memegang prinsip syariah. “Creativepreneur ini harus diarahkan menuju creativepreneur yang syariah yang bisa mendorong generasi muda menjadi agen pembangunan untuk mencetak lapangan kerja baru yang berkualitas,” tutupnya. (KIM*)