Antisipasi Rusaknya Karakter Pemuda, PC LDII Limo Gelar Pengajian PRESTASI

Limo, Depok (3/1). Pergantian tahun bagi sebagian orang merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pesta yang meriah. Tak jarang, perayaan tahun baru disambut dengan pesta kembang api besar-besaran. Di tengah perayaan tahun baru semacam ini, Pimpinan Cabang LDII Limo mengadakan kegiatan pengajian akhir tahun khusus untuk usia remaja dengan tujuan agar para pemuda terhindar dari penyimpangan.

Kegiatan yang bertempat bertempat di Masjid Baitul Malik, Yayasan Bina Indonesia Gemilang (BIG) Grogol, Limo, Depok pada Sabtu (31/12) dengan tema “PRESTASI” (Profesional Religius dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi).

Venerdi Rafid Muhajir yang pada malam itu didapuk sebagai ketua panitia berharap banyak manfaat positif dari kegiatan seperti ini. “Saya berharap dengan adanya acara pengajian akhir tahun ini, remaja LDII dapat terhindar dari budaya-budaya maksiat yang umumnya dikerjakan para remaja di luar sana dalam setiap pergantian tahun.”

Senada, Ketua PC LDII Limo, H. Triman Santoso dalam sambutannya dengan mengutip hadits Nabi “Tidak datang suatu zaman atau tahun kecuali tahun berikutnya itu lebih jelek daripada tahun- tahun sebelumnya”.

Sementara itu, Dewan Penasehat PC LDII Limo, H. Aang Mashuda berpesan kepada generasi penerus LDII tentang kesungguhan dalam agama. Remaja bisa mengendalikan emosi dan waspada segala hal yang merugikan masa depan generasi muda itu sendiri. Bekali generasi muda dengan karakter nilai-nilai agama dan kejujuran, sifat amanah, kerjasama yang baik dan tirakat banter atau mujhid muzhid, menjaga kerukunan dan kekompakan.

“Muda – mudi harus yakin, jika kita mempersungguh dalam ibadah, menolong agama Allah, mengejar akhirat, pasti Allah jamin sukses di dunianya juga”. Jika Anda jalan-jalan keluar negeri, sangat jelas terbukti ayat-ayat Allah tentang akhir zaman, pelanggaran laki-laki dan perempuan itu sudah biasa di pinggir jalan. Kalau di Indonesia masih belum terlalu terlihat. Generasi muda harus menyiapkan diri terhadap moralitas nilai iman dan ketakwaan”, tutupnya. (KIM*)