Jakarta (7/11). Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menegaskan jika Indonesia ingin mencapai bonus demografi harus memperhatikan masalah pendidikan dan kesehatan. Hal itu disampaikan Suharso saat menghadiri Rakernas LDII di Grand Ballroom Minhaajurrosyidin, di Ponpes Minhajurosidin, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023).
“Kenapa saya sering mengatakan soal pendidikan dan kesehatan, kita sebutnya itu social capital karena modal sosial ini penting untuk menjemput Indonesia 2045. Modal sosial ini penting untuk kita bisa memanfaatkan bonus demografi,” ujarnya menegaskan.
Ia menjelaskan, sebenarnya Indonesia sudah mendapatkan bonus demografi dari tahun 2002. Tapi sayangnya dari 2005 ke 2022, selama 17 tahun, generasi muda produktivitasnya hanya naik 1,8 persen. “Kita hanya punya anak muda, tapi tingkat produktivitasnya rendah. Jadi kualitas pendidikan juga menjadi penting untuk mencapai bonus demografi,” kata dia menegaskan.
Selain itu dari segi kesehatan ia berharap, calon pengantin agar memahami betul keadaan fisiknya sebelum menikah. Misalnya, kata dia, calon Ibu itu harus memiliki minimal HB darah yakni sebesar 14, “Dan ketika mereka hamil itu setidaknya asupan protein hewani itu baik. Manusia itu membutuhkan 44 miligram protein setiap hari,” ujarnya.
Ia mengatakan dirinya pernah menyampaikan kepada Presiden Jokowi untuk menyososialisasikan agar rajin mengonsumsi telur. Terutama pada calon Ibu agar terpenuhi protein hewaninya, “Karena telor itu protein hewani, sekitar 6,7 sampai 11 miligram satu butir telur. Kalau dua butir saja buat calon Ibu itu sudah mengamankan generasi,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, menuju Indonesia Emas 2045 itu ada beberapa goals yang didesain. Salah satunya Indonesia harus mau membandingkan dengan negara lain, “Karena kita tidak hidup sendiri di muka bumi ini, karena ada bangsa lain. Misalnya membandingkan rata-rata tingkat pendapatan kita itu berapa sih? Kalau dibandingkan dengan negara A, B, C, D,” ucapnya
“Karena kalau tidak membandingkan lalu ukurannya apa? Jadi kita mengukur itu. Mudah-mudahan tahun 2045 itu minimal pendapatan kita diangka 23.000 USD per kapita.” (KIM*)