Jakarta (7/11). Pemulihan ekonomi dunia terus berlanjut, bahkan posisi kekuatan ekonomi terbesar dunia pun akan berubah. Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden RI, Prabowo Subianto meyakini Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terkuat ke-empat di dunia pada 2045. Hal ini karena laju pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik dari tahun ke tahun.
Hal tersebut ia ungkapkan saat menghadiri acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LDII 2023 yang digelar di Grand Ballroom Gedung Serba Guna (GSG) Minhajurrosyidin, Jakarta, pada Selasa (7/11).
“Semua indikator, semua pakar, semua institusi ekonomi dan keuangan di seluruh dunia meyakini, bahwa Indonesia dalam waktu yang tidak lama lagi akan menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di bumi ini,” ungkap Prabowo.
Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika Indonesia ingin sejajar dengan negara-negara ekonomi kuat lainnya. Ia menekankan perlu adanya kerukunan dan kerjasama seluruh elemen masyarakat untuk membangun Indonesia.
“Indonesia bisa menjadi negara yang makmur dan hebat dengan catatan harus bisa kerja sama. Tidak mau menang sendiri, dan harus kompak membangun negeri,” lanjutnya.
Berdasarkan data PricewaterhouseCoopers, peningkatan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang paling mengejutkan dari daftar 10 besar negara dengan ekonomi terbesar. Saat ini, ekonomi Indonesia menempati urutan 16. Artinya, pada 2045 nanti, Indonesia melompat cukup jauh dalam beberapa dekade ke depan.
Menurut Prabowo, pertumbuhan ekonomi sebuah negara ditentukan oleh pusat-pusat keunggulan ekonomi negara tersebut. Kemajuan dari pusat keunggulan ekonomi juga bergantung pada sumberdaya pendukungnya.
Parbowo memandang Indonesia dengan wilayah yang sangat luas tentunya memiliki berbagai pusat keunggulan sumberdaya alam. Menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan iklim dan tanah, keunggulan geostrategis, dan keunggulan sumber daya alam yang melimpah.
Keunggulan sumber daya alam tersebut perlu dimanfaatkan dengan strategi yang tepat. Ia menilai saat ini, komoditas sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia, cenderung masih dijual dengan mentah. Untuk itu, ia menekankan Indonesia harus berhenti mengekspor bahan mentah dan mulai hilirisasi industri terhadap sumberdaya alam yang dimiliki.
“Untuk apa kita merdeka, punya kekayaan yang melimpah kalau kekayaannya tidak kita nikmati. Di situ perlu ada perubahan. Strategi bahan baku jangan dijual dengan murah dan mentah, karena tidak ada nilainya. Contohnya nikel,” ungkap Prabowo.
Prabowo melanjutkan, hilirisasi industri terhadap sumberdaya alam bisa dicapai jika ditopang dengan sumberdaya manusia unggul, yang dapat meningkatkan nilai komoditas sumber daya alam. Untuk itu, menurutnya pembangunan sumber daya manusia unggul menjadi pengarusutamaan strategi pembangunan bangsa Indonesia ke depan.
“Kita akan bangun generasi Indonesia dari dalam kandungan ibunya. Tidak boleh ada stunting lagi di bumi Indonesia. Tidak boleh ada anak yang lapar lagi di Indonesia, tidak boleh ada anak Indonesia yang tidak minum susu. Sehingga kalau anak Indonesia kuat, sehat, cerdas, maka Indonesia pasti akan maju,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan upaya pembangunan sumber daya manusia melalui penajaman “8 Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa” sebagai program prioritas merupakan strategi yang tepat. “Delapan bidang pengabdian di LDII ini saya apresiasi. Apalagi pembangunan SDM. Hal tersebut akan mendorong Indonesia Emas 2045,” tutupnya. (*KIM)