Yogyakarta (8/6). Pengurus Harian DPW LDII DIY bersilaturahim ke kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jalan Gedongkuning 130 B Yogyakarta, Selasa (7/6/2022). Kunjungan ini untuk mempererat hubungan dan meningkatkan sinergi antara dua organisasi masyarakat Islam tersebut di wilayah DIY.
Rombongan yang dipimpin Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., diterima oleh Ketua PWM DIY H. Gita Danu Pranata, SE., MM., beberapa wakil ketua, sekretaris Drs. H. Sukiman, MA. dan wakil bendahara Dede Haris Sumarno, SE, MM. Gita menyatakan senang atas kunjungan ini dan mengapresiasi LDII yang semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Atus pun menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa syukur atas kesempatan tersebut. Tidak lupa juga diucapkan terima kasih atas kehadiran utusan PWM DIY, Wakil Ketua Ustadz Drs. H. Ahmad Muhadjir, Lc. MA. dalam Muswil VII LDII DIY tahun 2021 lalu.
Kepada pengurus PWM, Atus memaparkan delapan bidang pengabdian DPP LDII hasil Rakernas 2018 yang harus ditindaklanjuti 34 DPW LDII di seluruh Indonesia.
Adapun delapan bidang pengabdian LDII meliputi keagamaan, kebangsaan, pendidikan, pangan dan lingkungan hidup, ekonomi syariah, kesehatan alami, energi baru dan terbarukan (EBT), serta pemanfaatan teknologi digital.
Dosen Fakultas Kehutanan UGM ini pun menyampaikan bahwa LDII merencanakan kunjungan studi banding dan sinergi ormas Islam, dengan prioritas bidang kerja antara lain kurikulum dan tata pamong Madrasah Mualimin/Mualimat dan Muhammadiyah Boarding School (MBS), yang akan ditindaklanjut Biro Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) bersama Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) dan Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM).
Menjawab rencana tersebut, Wakil Ketua PWM DIY, Prof. H. Dr. Tasman Hamani, MA. mengutarakan bahwa terdapat pembagian tugas dalam mendirikan sekolah di Muhammadiyah. PWM bertanggung jawab untuk mengelola SMA/SMK, sedangkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) guna pendirian SMP sederajat, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) untuk mengelola SD. Adapun PAUD/TK ABA di bawah kepengurusan Aisyiyah. “Pusat sebagai pembuat kebijakan, kurikulum, manajemen dan lain-lain, sementara untuk tingkat wilayah dan tingkatan di bawahnya sebagai penyelenggara pendidikan,” ujarnya.
Wakil Ketua H. Ir. Azman Latif menambahkan, berdirinya penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah semua itu tak lepas dari membudayanya spriritual sedekah warga Muhammadiyah. “Saat ini kami menemukan buahnya pembinaan tokoh-tokoh Muhammadiyah zaman dahulu. Hasil dari pengajian Muhammadiyah. Semangatnya memberi,” ungkapnya.
Sejarah mengajari pula spirit yang dimilikinya waktu itu dan ditularkan hingga generasi kini. Ditambahkan lagi, besarnya semangat bersedekah warga Muhammadiyah, salah satunya karena ikatan alumni sekolah. “Yang sudah lulus dan bekerja masih memiliki perhatian terhadap sekolahnya dahulu. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah,” imbuhnya.
Mendengar pemaparan tersebut, Atus sangat mengapresiasi penyelenggaraan pendidikan yang telah terorganisir dengan baik mulai tingkat pendidikan tinggi hingga pra sekolah. Menurutnya, ini merupakan kelebihan Muhammadiyah. “Semangat warga Muhammadiyah dalam bersedekah dan wakaf patut diapresiasi,” kata Atus yang pernah diamanati sebagai Presidium Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang dan Dewan Shura Muslim Student Association in Japan (MSAJ).
Wakil Bendahara PWM, Dede Haris Sumarno, SE., MM. memaparkan pengelolaan dana sedekah dari warga Muhammadiyah. Dede yang juga anggota Dewan Syariah LAZIS Muhammadiyah (LAZISMU) dan Direktur Dana Pensiun Muhammadiyah menyampaikan bahwa pendapatan persyarikatan berasal dari Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah seperti melalui Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Lalu iuran anggota Rp10.000 per orang setiap bulan, iuran guru dan siswa, dan lain-lain.
LAZISMU sebagai lembaga pengumpul membantu pula warga dalam menyalurkan zakat, infaq dan sedekah. Penyalurannya dapat melalui program-program di Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Mubaligh Hijrah Muhammadiyah, dll. “Saat ini kami pun sudah mengembangkan dana pensiun Muhammadiyah,” imbuhnya.
Ditambahkan pula bahwa PWM juga mengembangkan Sistem Informasi Aset Persyarikatan Muhammadiyah yang akhirnya menjadi percontohan Muhammadiyah secara nasional. “Kami dapat mengetahui suatu tanah wakaf saat ini posisinya dimana, sudahkah menjadi milik persyarikatan ataukah masih atas nama pribadi, dan sedang dimanfaatkan untuk apa. Jangan sampai ada tanah wakaf yang mangkrak, karena membiarkan tanah wakaf itu dosa,” jelas Dede. Anggota Public Relations, Socialization and Literacy of Waqf, Badan Wakaf Indonesia ini mengiyakan pula saat diminta untuk memberikan pencerahan mengenai LAZIS dan wakaf bagi warga dan pengurus LDII di DIY.
Ditambahkan pula, Sekretaris PWM DIY, Drs. H. Sukiman, MA., terdapat tiga kunci dalam mengelola PWM. Yakni dengan 3 K, Kebersamaan, Kesungguhan, dan Keikhlasan. Ustadz Sukiman pun bersedia memberikan tausiahnya di PPM, PPPM, ataupun Pondok Pesantren hadits besar “Kutubussittah” Mulungan dalam komplek Kantor DPD LDII Kabupaten Sleman yang berdekatan dengan kediamannya.
Diketahui pula, LDII DIY mengembangkan Usaha Bersama (UB) oleh kelompok-kelompok majelis taklim, yang kemudian sebagian berhasil berkembang menjadi Baitul Maal wat Tamwil (BMT), Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS), CV dan PT.
LDII DIY saat ini memiliki 12 biro yang merupakan penjabaran dari delapan bidang kerja prioritas LDII. Untuk itu, selain ikhtiar bersinergi dalam bidang pendidikan, diharapkan terwujud pula sinergi dalam aksi lingkungan hidup, termasuk pengelolaan sampah dan kemandirian pangan yang akan ditindaklanjut Biro Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (LISDAL).
Lalu sinergi dakwah digital ditindaklanjuti oleh Biro Komunikasi, Informasi dan Media (KIM) dan Biro Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika (TIAT). Serta mewujudkan keluarga yang sejahtera dan berdaya saing yang akan ditindaklanjut Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK).
Pada kesempatan ini, LDII memberikan buku Munas IX LDII 2021 dan buku pedoman beribadah LDII yang diserahkan Atus kepada Ketua PWM DIY. Turut mendampingi Atus, Wakil Ketua DPW LDII DIY H. Anji Sujiman, SH., MM., yang juga merupakan anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman. Hadir pula wakil sekretaris Nanang Dwi Antoro, S.I.P., wakil bendahara Ir. H. Djaka Barata, dan Anggota Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah Ustadz Endri Sulistyo. (KIM*)