Dalam kegiatan sosialisasi Empar Pilar Kebangsaan, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo ingatkan dampak hilangnya Pendidikan Pancasila, Kasus Sampit dan adanya Pergeseran Nilai Kebangsaan.
Depok, Jawa Barat (23/1). Lewat sosialisasi “Empat Pilar Kebangsaan” Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan pentingnya jaga solidaritas kebangsaan di hadapan warga LDII Kebumen. Dalam kesempatan itu, ia didampingi Ketua DPW LDII Jawa Tengah Singgih Tri Sulistiyono dan jajaran DPD LDII Kabupaten Kebumen, Jumat (19/1/2024).
“Hal ini penting mengingat Indonesia merupakan bangsa yang sangat majemuk dan heterogen. Tanpa wawasan kebangsaan yang memadai, bangsa Indonesia tidak akan memiliki soliditas kebangsaan, sehingga akan mudah tercerai-berai,” tutur Bambang Soesatyo yang biasa disapa Bamsoet.
Bamsoet juga menambahkan, beberapa kali penyelenggaraan Pemilu hampir selalu meninggalkan jejak persoalan di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan sikap kedewasaan dan kebijaksanaan dari seluruh komponen agar tidak memperkeruh kondisi dan merugikan kehidupan rakyat
“Seluruh umat beragama juga memiliki tanggung jawab kolektif yang sama untuk menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi agar berjalan secara tertib, lancar, jujur, adil dan berkualitas,” ucap Bamsoet.
Menanggapi soal keberagaman dalam bingkai persatuan, Ketua DPW LDII Jawa Tengah Singgih Tri Sulistiyono yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, mengatakan awal kemerdekaan, para aktivis saat itu membangun narasi yang romantis seperti misalnya, “Atas dasar rasa senasib sepenanggungan, maka kita siap berjuang,” itu sudah bisa memunculkan rasa persatuan.
“Namun jika narasi di atas disampaikan ke masyarakat sekarang, rasa-rasanya tidak mempan untuk membangun persatuan,” kata Singgih Tri Sulistiyono.
Untuk itu, membicarakan nasionalisme hari ini harus diwujudkan dengan mewujudkan cita-cita yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Seperti melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan seterusnya,” pungkas Singgih. (KIM*)