Kalimulya, Depok (21/5). Dalam rangka memperkuat peran dakwah dan keteladanan sosial, LDII Kota Depok menggelar Pelatihan Kemandirian Berbasis Thobiat Luhur di Gedung Kutubusittah, Kalimulya, pada Selasa (20/5). Kegiatan bertema “Membangun Generasi Mandiri dengan Akhlak Mulia” ini diikuti oleh ratusan mubaligh dan mubalighot LDII se-Kota Depok.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program pembinaan dai yang rutin dilaksanakan setiap dua hingga tiga bulan sekali, dengan menyesuaikan tema berdasarkan kebutuhan aktual di lingkungan pengajaran. Kali ini, tema kemandirian diangkat sebagai respons terhadap tantangan generasi muda yang dinilai semakin kurang mandiri dalam menghadapi dinamika sosial, ekonomi, dan spiritual.

“Latar belakang kegiatan ini adalah sebuah jawaban dari tantangan yang ada pada generus saat ini. Seperti diketahui, fenomena saat ini banyak generus yang bergantung sehingga kurang mandiri. Oleh karena itu, para mubaligh menjadi garda terdepan untuk melatih generus, khususnya terkait dengan kemandirian,” ujar Sekretaris DPD LDII Kota Depok, Diki Wahyu.
Menurutnya, posisi mubaligh tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai panutan yang dapat menjadi contoh langsung bagi generasi muda.“Sebagaimana kita ketahui, para mubaligh adalah garda terdepan dalam memberi contoh. Karena keberhasilan generus saat ini tidak hanya diberi teori, namun juga memerlukan role model. Para mubaligh yang sejatinya tampil ke depan sebagai role model diharapkan bisa membreakdown aspek kemandirian dari berbagai sisi, dan menjadi pionir sebagai character builder untuk generasi kita,” tambahnya.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Prof. H. Bambang Sarwono, Guru Besar Pendidikan Kewirausahaan yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan Umum dan Pelatihan DPD LDII Kota Depok.

Dalam materinya, Prof. Bambang menekankan bahwa pembekalan karakter bagi mubaligh sangat penting karena mereka berperan langsung dalam membentuk generasi unggul di masa depan.“Mubaligh dan mubalighot adalah guru. Mereka harus mengajarkan ilmu ini baik itu mulai dari akhlaqul karimah, alim faqih, dan kemandirian. Oleh karena itu, perlu pembekalan selalu. Dari kami, itu akan dikembangkan ke arah 29 karakter luhur,” jelasnya.
Ia mencontohkan salah satu nilai dari 6 Thobiat Luhur yang harus ditanamkan dalam proses pembelajaran, yakni kekompakan.“Ambil contoh masalah kekompakan dari 6 thobiat luhur. Dalam melakukan kegiatan mentransformasi alim faqih, itu memerlukan kerja sama. Itulah yang diperlukan untuk membentuk siswa-siswanya,” ujar Prof. Bambang.


Namun demikian, ia mengakui bahwa peran mubaligh di era sekarang menghadapi tantangan yang semakin kompleks.“Ini memang merupakan tantangan yang tidak mudah. Dalam hal ini kita harapkan mubaligh bisa menjadi contoh dan role model bagi siswa-siswanya. Sehingga perlu dibekali terlebih dahulu sebelum membina generasi penerus,” tegasnya.
Salah satu peserta, Mario Feris, mengaku memperoleh banyak wawasan baru dari pelatihan ini. Ia mengungkapkan akan lebih serius dalam meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik.“Setelah saya mendapat materi, saya harus lebih meningkatkan lagi diri saya sebagai guru, untuk upgrade diri secara kemampuan dan keilmuan,” tambah Mario.
Pelatihan ini menitikberatkan pada pemahaman kemandirian dalam empat aspek utama: spiritual, ekonomi, sosial, dan psikologis. DPD LDII Kota Depok berharap para peserta dapat menginternalisasi nilai-nilai tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, serta pengajaran di lingkungan masing-masing.
Dengan berbekal nilai-nilai Thobiat Luhur, pelatihan ini diharapkan mampu mencetak dai yang tidak hanya alim dalam ilmu, tetapi juga menjadi role model karakter dan kemandirian di tengah masyarakat