Depok (23/4). Dalam momentum peringatan Hari Bumi ke-55, Menteri Agama Republik Indonesia secara resmi meluncurkan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), berlokasi di Jl Raya Jakarta-Bogor KM 33, Cisalak, Sukmajaya Depok, Selasa (22/4).
Acara tersebut sebagai satu rangkaian dengan peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia (PIII) di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Acara groundbreaking ini dilakukan oleh Menag Nasaruddin Umar, bersama Menko PMK Pratikno, Mendagri Tito Karnavian, dan sejumlah tokoh yang hadir, termasuk Wali Kota Depok Supian Suri dan Ketua DPD LDII Kota Depok Chairul Baihaqi.
Menag Nasaruddin Umar mengatakan, PIII hadir sebagai lembaga pendidikan yang diproyeksikan menyatukan kekuatan tradisi pesantren dan visi global. PIII akan menjadi model pendidikan madrasah berbasis pesantren dan bertaraf internasional dengan jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Satuan madrasah ini nantinya dipersiapkan menjadi madrasah negeri dengan sepenuhnya menggunakan metode pembelajaran pesantren.
“Pesantren ini dirancang untuk menjawab kebutuhan zaman dengan membentuk pemimpin umat yang moderat, cerdas, dan berdaya saing global. Bukan hanya institusi pendidikan, tetapi juga simbol kekuatan lunak (soft power) Indonesia di panggung dunia,” papar Menag.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama RI menyampaikan inisiatif baru dalam pelestarian lingkungan dengan mengusulkan setiap calon pengantin membawa satu pohon sebagai bagian dari syarat pernikahan. Gagasan ini diharapkan dapat menjadi gerakan masif yang berkelanjutan di masyarakat. Menurut Menag, isu lingkungan menjadi agenda nasional yang melibatkan semua sektor, termasuk keagamaan. Gerakan ini juga sekaligus menunjukkan komitmen Kementerian Agama terhadap gerakan hijau yang berbasis nilai. Saat ini Kementerian Agama tengah mencanangkan penguatan ekoteologi sebagai salah satu dari delapan program prioritas (Astaprotas). “Ini menjadi program strategis di tengah ancaman krisis iklim. Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan dan itu harus berangkat dari pemahaman dan kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi”. tutupnya.
Sementara itu Wali Kota Depok Supian Suri mengungkapkan, Depok tidak hanya bangga dengan kehadiran kampus dan pesantren internasional, tapi bagaimana warga juga bisa merasakan manfaatnya, bisa kuliah, bisa mondok, dan bisa lebih dekat dengan nilai-nilai Islam yang juga cinta terhadap lingkungan dan sesama.
Wali Kota juga menegaskan pentingnya aksi nyata dalam mencintai lingkungan, salah satunya melalui gerakan penanaman pohon. “Cinta terhadap agama, cinta terhadap sesama, dan cinta terhadap alam adalah satu kesatuan nilai spiritual. Dari ribuan ayat suci, pada intinya adalah cinta, dan cinta itu juga diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap bumi kita,” tambahnya.


Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Ketua LDII Kota Depok Chairul Baihaqi yang menyatakan bahwa LDII memiliki program rutin penghijauan melalui gerakan LDII Go Green di lingkungan majelis taklim dan pesantren di bawah naungan LDII. “Kami meyakini menanam pohon bukan hanya kegiatan lingkungan, tapi juga bentuk ibadah kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT. Kami siap mendukung penuh gerakan pemerintah ini melalui jaringan kami yang tersebar di seluruh Depok,” tambah Ketua LDII. (KIM*)