Jakarta (10/6). DPP LDII terus berupaya meningkatkan sumberdaya manusia untuk pengamatan hilal melalui pelatihan dan praktik di lapangan. Saat penentuan 1 Zulhijah 1445 H, LDII melaksanakan pengamatan hilal lebih dari 100 titik di seluruh Indonesia.
Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso saat ditemui di ruang kerjanya, Jakarta, pada Minggu (9/6), “Alhamdulillah tahun ini LDII ikut berpartisipasi dalam pengamatan hilal bersama Kementerian Agama, dan stakeholder terkait. Ada lebih dari 100 titik pengamatan hilal yang dilakukan oleh LDII di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, pemantauan hilal dilakukan sebagai upaya untuk pengamatan penanggalan Qomariyah secara benar sesuai syar’i melalui rukyatul hilal. “Dengan dasar itulah kami telah melakukan pelatihan di seluruh Indonesia. Dan alhamdulillah, pada tahun ini kami sudah melakukan pengamatan khususnya dalam menentukan 1 zulhijah 1445 H dengan lebih dari 100 titik,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pemantauan hilal yang dilakukan pada Jumat (7/6) lalu bukan hanya untuk meyakinkan umat Islam dalam melaksanakan puasa Arafah dan Hari Raya Idul Adha. Namun, pengamatan hilal tersebut untuk merekatkan kebersamaan, “Pengamatan ini sebetulnya bukan untuk melebarkan perbedaan tentang metode pengamatannya, tapi untuk memahami agar tidak terjadi perpecahan atau berdebat yang tidak perlu dalam penanggalan Qomariyah. Dan momen kebersamaan ini luar biasa bagi kami,” tegasnya.
KH Chriswanto mengapresiasi seluruh tim rukyatul hilal telah berhasil melaksanakan tugasnya sehingga bisa melihat hilal secara benar, bahwa 1 Zulhijah 1445 jatuh pada 8 Juni 2024. “Kami semakin berkeyakinan baik, dan tim ini dibentuk dalam upaya membantu pemerintah dalam menentukan penanggalan Qomariyah yang berbeda dengan penetuan penanggalan Syamsiah,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan kualitas SDM pengamatan hilal, pihaknya secara berkesinambungan melaksanakan pelatihan. Selain itu, KH Chriswanto juga berharap tim rukyatul hilal LDII bisa terus berkoordinasi dengan Kemenag, terkait titik-titik pengamatan sehingga bisa terus bersama-sama dengan ormas Islam lainnya melaksanakan pengamatan hilal.
“Sehingga ada sinergisitas antara LDII, ormas-ormas lain dan pemerintah untuk lebih menjalin komunikasi dengan baik untuk menguatkan persatuan sesama ormas Islam,” pungkas KH Chriswanto. (KIM*)