Jakarta (29/7). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mendukung LDII mendorong generasi muda mengembangkan ekonomi kreatif dengan tetap memegang prinsip syariah. Hal itu ia katakan pada webinar “Sharia Creative Entrepreneurship”, yang dihelat oleh DPP LDII, secara hybrid, dengan studio utama di kantor DPP LDII, Jakarta, diikuti peserta dari 500-an studio mini se-Indonesia, pada Sabtu (29/7).
“Creativepreneur ini harus diarahkan menuju creativepreneur syariah yang bisa mendorong generasi muda menjadi agen pembangunan untuk mencetak lapangan kerja baru yang berkualitas,” ujarnya.
Untuk itu, Sandi mengapresiasi peran LDII dalam mendorong generasi muda untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif. “LDII memiliki peran yang sangat strategis, karena Indonesia akan menghadapi Indonesia Emas 2045 dengan usia produktif mencapai 70%,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, generasi muda sebagai agen perubahan ekonomi kreatif, diharapkan memiliki karakter inovatif, adaptif, kolaboratif, berani mengambil resiko, menjaga relasi, “Memiliki dan mengasah soft skills, serta memiliki prinsip kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas,” pungkasnya.
Selain itu, ia mendorong generasi muda memiliki kemampuan leadership, yakni terampil berkomunikasi, terampil mengambil keputusan, konsisten dan totalitas. “Inilah skill yang dibutuhkan. Para syariah creativepreneur harus terus belajar dan berinovasi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso mengungkapkan, ekonomi kreatif secara perlahan menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Potensinya terbuka dan kian membesar, karena sektor inilah yang terbukti bertahan dalam menghadapi segala dinamika, termasuk kala pandemi Covid-19 melanda dunia.
“Pertumbuhan ekonomi kreatif akan berdampak sangat signifikan terhadap perekonomian global. Termasuk pertumbuhan gross domestic product (GDP), menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produksi ekspor, inovasi, hingga kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Chriswanto menjelaskan, webinar tersebut digelar untuk menumbuhkan jiwa entrepenurship generasi muda LDII dengan mengembangkan kreativitas, yang tetap berpegang teguh pada prinsip syariah. “Bagaimanapun kami sebagai lembaga dakwah tidak meninggalkan konsep-konsep syar’i. Sekreatif apapun harus dalam bingkai syariah, agar mendapat rida dari Allah karena kehalalan industri yang dikembangkan,” tegasnya.
Nilai dari ekonomi kreatif, lanjutnya, tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti yang terjadi pada era ekonomi industri. Tetapi kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi, melalui perkembangan teknologi yang semakin maju.
“Ekonomi kreatif menjadi konsep untuk mengembangkan ekonomi, dengan mengandalkan ide dan gagasan talenta kreativitas, serta inovasi, sekaligus harus dibingkai dengan nilai-nilai religiusitas,” ujarnya.
Dengan semangat inovasi, kreativitas, dan keberanian untuk mengambil risiko, Chriswanto mendorong generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang mendorong Indonesia menuju masa depan yang gemilang. “Saya optimis anak-anak muda yang memiliki kreativitas kedepannya akan bisa menyambut bonus demografi dengan sesuatu yang bisa meningkatkan ekonomi dengan kreativitasnya,” pungkasnya.
Selain Menparekraf Sandiaga Uno, narasumber webinar tersebut, di antaranya SVP Commercial Business Bank Syariah Indonesia Ivan Hartawan, Komisaris PT Agrinesia Raya Anggara Jati, Fashion Designer Jenahara Nasution, dengan moderator CEO Penerbit Deepublish An Nuur Budi Utama.(KIM*)