• Home
  • Sejarah, Visi, Misi
  • Rubrik
    • Warta Depok
    • Organisasi
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Opini
  • Susunan Pengurus
  • Kontak
  • Pimpinan Cabang
    • PC CINERE
    • PC BEJI
    • PC CIMANGGIS
    • PC CILODONG
    • PC CIPAYUNG
    • PC LIMO
    • PC PANCORAN MAS
    • PC SUKMAJAYA
No Result
View All Result
  • Home
  • Sejarah, Visi, Misi
  • Rubrik
    • Warta Depok
    • Organisasi
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Opini
  • Susunan Pengurus
  • Kontak
  • Pimpinan Cabang
    • PC CINERE
    • PC BEJI
    • PC CIMANGGIS
    • PC CILODONG
    • PC CIPAYUNG
    • PC LIMO
    • PC PANCORAN MAS
    • PC SUKMAJAYA
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Opini

Sejarawan Undip: Indonesia Harus Pertahankan Perannya di Tengah Ketegangan Perang Dagang Amerika-China

admin_1 by admin_1
April 23, 2025
in Opini, Sosok, Utama
0
Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono. (LINES)

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono. (LINES)

Jakarta (18/4). Tujuh dekade telah berlalu sejak Konferensi Asia-Afrika (KAA) digelar di Bandung pada 18 April 1955. Namun semangatnya masih terus menggema dalam dinamika geopolitik dunia hingga saat ini.

Peringatan KAA menjadi pengingat peran strategis Indonesia di panggung politik internasional. Konferensi bersejarah tersebut merupakan simbol keberanian negara-negara bekas jajahan, untuk menentukan arah masa depannya secara mandiri.

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Singgih Tri Sulistiyono menegaskan KAA adalah wujud dari “inisiatif lokal dan nasional” Indonesia dalam menjawab tantangan global, terutama saat dunia tengah terpecah oleh Perang Dingin antara Blok Barat dan Timur, “Pada saat itu, Indonesia tidak mau menjadi pihak yang hanya dimainkan oleh globalisasi, tetapi justru ingin menjadi pemain dalam globalisasi itu sendiri,” ujar Prof. Singgih.

Konferensi Asia-Afrika dilaksanakan di tengah memuncaknya ketegangan global. Dunia terbelah antara dua kekuatan besar: Amerika Serikat dengan ideologi kapitalisme, dan Uni Soviet dengan sosialisme-komunismenya. Negara-negara Asia dan Afrika, sebagian besar baru merdeka, menjadi arena perebutan pengaruh kedua blok tersebut.

Di tengah kondisi geopolitik yang memanas, Indonesia justru mengambil langkah strategis. Melalui inisiatif Presiden Soekarno, KAA digelar sebagai ruang untuk menyatukan suara negara-negara Asia dan Afrika agar tidak terjebak dalam konflik dua kutub dunia, “Indonesia berusaha menjadi pemain dalam globalisasi, bukan pihak yang dimainkan oleh globalisasi,” tegas Ketua DPP LDII itu.

70 tahun berselang sejak Konferensi Asia-Afrika digelar di Bandung, wajah geopolitik dunia telah mengalami banyak perubahan. Negara-negara yang dulunya berada di bawah cengkeraman kolonialisme kini justru menjelma menjadi kekuatan-kekuatan baru dalam percaturan global. Salah satu wujud dari perubahan ini adalah kemunculan BRICS, aliansi ekonomi-politik yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

Dalam beberapa tahun terakhir, BRICS menjadi simbol pergeseran kekuatan global dari dominasi Barat menuju sistem yang lebih tersebar. Banyak pengamat melihat BRICS sebagai penanda munculnya dunia multipolar, sebuah tatanan di mana tidak ada satu kekuatan tunggal yang menguasai, melainkan beberapa poros kekuatan yang saling berinteraksi dan bersaing, “Secara kasat mata, ya, dunia memang tampak multipolar. Tapi kalau kita lihat substansinya, nuansa bipolar itu masih kuat,” jelasnya.

Ia menyebutkan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya di Barat masih terus mempertahankan dominasi global mereka, sementara Tiongkok dan Rusia memimpin blok tandingan yang mengusung pendekatan berbeda terhadap tatanan dunia. Pola-pola ini mengingatkan pada masa lalu, di mana dunia terbagi dua: antara kapitalisme yang dipimpin Amerika dan sosialisme-komunisme yang dipimpin Uni Soviet. Kini, meskipun bentuk dan narasinya berbeda, ketegangan ideologis itu masih terasa.

“Bahkan beberapa negara yang tergabung dalam BRICS pun tidak sepenuhnya satu ideologi. Tapi mereka memiliki kepentingan bersama: melawan dominasi unipolar yang selama ini dikendalikan Amerika dan sekutunya,” tambah Prof. Singgih.

Melihat kondisi dunia yang semakin kompleks, Singgih mengatakan semangat yang dibawa KAA masih tetap relevan. KAA bukan semata soal anti-kolonialisme melainkan juga menawarkan visi alternatif tentang tatanan dunia yang adil, kolaboratif, dan berlandaskan kesetaraan. Dalam dunia yang terus dibayang-bayangi konflik dan ketimpangan, nilai-nilai ini sangat dibutuhkan, “Kesetaraan antarnegara, terutama antara negara maju dan negara berkembang, serta kerja sama tanpa dominasi, itu prinsip penting yang masih harus diperjuangkan,” tutur Singgih.

Namun, Singgih mengingatkan bahwa kontribusi Indonesia dalam membentuk tatanan dunia baru tidak bisa dilepaskan dari kondisi internal bangsa itu sendiri. Ia menekankan bahwa semangat Konferensi Asia-Afrika yang dahulu lahir dari keberanian Indonesia tampil sebagai inisiator dan pelopor dalam percaturan global tidak akan berarti banyak jika bangsa ini tidak kuat dari dalam, “Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita menata kehidupan dari dalam negeri kita sendiri,” ujarnya tegas.

Menurutnya, kekuatan Indonesia untuk tampil sebagai aktor global sangat bergantung pada seberapa kokoh fondasi internal negara ini. Jika kondisi dalam negeri keropos, tidak solid, atau terus diguncang konflik internal, maka akan sulit bagi Indonesia untuk tampil berwibawa di hadapan dunia, “Kalau keadaan dalam negeri kita keropos, maka bagaimanapun juga kita tidak akan memiliki ruang dalam pergaulan internasional,” sambungnya.

Untuk itu, menurutnya kunci agar Indonesia bisa kembali memainkan peran strategis dalam menciptakan tata dunia yang lebih adil dan setara, sebagaimana semangat yang dulu diusung dalam KAA 1955, adalah dengan memperkuat jati diri bangsa. Ia menyebut Proklamasi Kemerdekaan dan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi utama yang harus terus dihidupkan dan diinternalisasi, tidak hanya dalam tataran wacana, tetapi juga dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Hanya dengan cara demikian dengan memperkuat kembali semangat negara Pancasila, kita bisa menjadi negara yang maju dan berwibawa. Baru setelah itu, kita bisa ikut memberikan kontribusi nyata dalam membentuk tata dunia baru,” tutupnya. (KIM*)

Previous Post

Upaya Tanamkan Kepedulian Lingkungan dan Karakter Luhur, Pemuda LDII Depok Lakukan Pendakian Gunung Sindoro

Next Post

Lakukan Monev di PKPPS Ulya Wali Barokah Kota Kediri, Dirjen Pendis Kemenag RI Pantau Pelaksanaan UAN Online

Next Post
PKPPS Tingkat Ulya Wali Barokah menerima kunjungan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Prof. Dr. H. Suyitno, M. Ag. (LINES)

Lakukan Monev di PKPPS Ulya Wali Barokah Kota Kediri, Dirjen Pendis Kemenag RI Pantau Pelaksanaan UAN Online

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terkini

  • Pasanggiri Persinas ASAD Sukmajaya Depok: Ajang Memupuk Ukhuwah dan Semangat Olahraga September 23, 2025
  • Putaran Final Turnamen Mini Soccer PC LDII Sawangan Perkuat Persaudaraan Warga September 23, 2025
  • Lestarikan Budaya, LDII Sawangan Gelar Pasanggiri Persinas ASAD di Pusdiklat Senkom September 18, 2025
  • Ini Pesan Pemprov pada Pengajian Akbar dan Silaturahim LDII Sulsel September 16, 2025
  • SAKO SPN Depok Ikut Inagurasi ATAS ke-33 di Cibubur September 14, 2025

Komentar

  • Edwin P pada Putaran Final Turnamen Mini Soccer PC LDII Sawangan Perkuat Persaudaraan Warga
  • Sularjo pada Ratusan Warga LDII Antusias Meriahkan HUT Kemerdekaan RI melalui Depok Funbike 2025
  • Sularjo pada Ratusan Warga LDII Antusias Meriahkan HUT Kemerdekaan RI melalui Depok Funbike 2025
  • Fika pada Shanti Atlet Catur, Mengubah Stigma Negatif menjadi Prestasi yang Positif
  • Edwin Prihadi pada Wakapolsek Pancoran Mas Dukung Pembinaan Karakter Pemuda melalui CAI LDII Depok

Tag

8 Bidang Pengabdian LDII Ace Hasan Ardhito Bappenas BNN BNPT Chairul Baihaqi Chriswanto Santoso Covid 19 Dahnil Anzar Simanjuntak DPD LDII Gresik Halal Bihalal Hari Santri Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa LDII LDII Bandung LDII Depok LDII Jabar LDII Kaltara LDII Kediri LDII Tangsel Lemhannas LPOI Majelis Ulama Indonesia MPR RI MUI Bandung One Pesantren One Product Pengajian Akhir Tahun Ponpes Wali Barokah ppg ldii Prabowo Subianto Profesional Religius Rapat Kerja Said Aqil SAKO SPN Singgih Januratmoko singgih tri sulistiyono Supian Suri TNI UGM Wali Barokah Yudi Latif

Terkini

Pasanggiri Persinas ASAD Sukmajaya Depok: Ajang Memupuk Ukhuwah dan Semangat Olahraga

September 23, 2025

Putaran Final Turnamen Mini Soccer PC LDII Sawangan Perkuat Persaudaraan Warga

September 23, 2025

Lestarikan Budaya, LDII Sawangan Gelar Pasanggiri Persinas ASAD di Pusdiklat Senkom

September 18, 2025

Komentar Terbaru

  • Edwin P pada Putaran Final Turnamen Mini Soccer PC LDII Sawangan Perkuat Persaudaraan Warga
  • Sularjo pada Ratusan Warga LDII Antusias Meriahkan HUT Kemerdekaan RI melalui Depok Funbike 2025
  • Sularjo pada Ratusan Warga LDII Antusias Meriahkan HUT Kemerdekaan RI melalui Depok Funbike 2025
  • Fika pada Shanti Atlet Catur, Mengubah Stigma Negatif menjadi Prestasi yang Positif
  • Edwin Prihadi pada Wakapolsek Pancoran Mas Dukung Pembinaan Karakter Pemuda melalui CAI LDII Depok
LDII DEPOK

Website Resmi LDII Depok.
Hubungi kami untuk pertanyaan.

0857.1568.6600

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

© 2021 - Managed by LDII DEPOK.

No Result
View All Result
  • Home
  • Sejarah, Visi, Misi
  • Rubrik
    • Warta Depok
    • Organisasi
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Opini
  • Susunan Pengurus
  • Kontak
  • Pimpinan Cabang
    • PC CINERE
    • PC BEJI
    • PC CIMANGGIS
    • PC CILODONG
    • PC CIPAYUNG
    • PC LIMO
    • PC PANCORAN MAS
    • PC SUKMAJAYA

© 2021 - Managed by LDII DEPOK.