Oleh Dewan Penasehat DPP LDII KH Syaifuddin Almasyi
Tidak terasa saat ini, umat manusia sudah berada di pengujung tahun 2022. Tidak lama lagi akan memasuki tahun 2023. Di antara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya.
Mereka begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, membunyikan klakson mobil bersama, pesta barbeque dan makan makan bersama dengan keluarga juga teman-teman menunggu saat pergantian tahun baru. Perayaan tersebut sudah menjadi tradisi sejak dulu hingga sekarang
Rutinitas itu mengiringi zaman yang semakin berubah drastis. Peradaban manusia telah mengantarkan pada kecanggihan teknologi. Berkat teknologi mutakhir — yang bisa didapatkan dengan mudah itu — dunia serasa dalam genggaman tangan kita. Untuk itu, marilah memahami beberapa firman Allah dan sabda Rasulullah SAW berikut ini :
لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ. رواه البخاري
Tidak datang satu Zaman kecuali zaman sesudahnya lebih buruk daripada zaman sebelumnya. (HR. Bukhari).
Tahun yang akan datang akan lebih jelek daripada tahun sebelumnya, dipandang dari sisi agama. Bukan jelek dalam konteks duniawi; seperti perkembangan teknologi dan lain-lain, melainkan moral dan akhlak yang semakin rusak.
Zaman dulu, anak-anak sangat taat, takzim dan berbakti kepada orang tuanya. Sekarang, banyak anak tidak takzim/tidak berbakti kepada orang tuanya, berani menentang orang tuanya — bahkan dalam kasus kriminalitas terdapat anak yang membunuh orang tuanya.
Dulu, seorang murid sangat patuh, hormat kepada gurunya. Sekarang, banyak murid tidak patuh, tidak hormat kepada gurunya, bahkan (terjadi) ada seorang guru dianiaya oleh muridnya sampai meninggal dunia. Dulu, seorang guru sangat dihormati (digugu dan ditiru) menjadi panutan (uswatun hasanah) bagi murid-murid dan santri-santrinya.
Sekarang, banyak guru tidak lagi bisa menjadi panutan yang baik bagi murid-murid dan santri-santrinya. Bahkan ada (terjadi) seorang guru agama menzinai belasan santrinya sendiri sampai melahirkan. Na’udzubillahi mindzalik…
Pada masa kami dulu, kami tidak akan percaya ada orang minum khamer secara terang-terangan. Sekarang, sudah terbukti, di sebagian negeri, khamer dijual secara terang-terangan, lewat online, dipajang di mesin pendingin minuman sebagaimana minuman yang halal.
Zaman kami dulu, tidak pernah terpikir oleh kami bahwa ada orang yang suka dengan sesama jenis (gay/lesbian). Namun saat ini, di sebagian negeri, telah melegalkan praktik lesbian, gay, biseks, dan transgender (LGBT). Seorang laki-laki mendatangi laki-laki lain, seakan-akan ia seorang wanita (istri) yang halal (gay). Seorang wanita mendatangi wanita lain, seakan-akan ia seorang suami yang halal (lesbian)
Begitu masifnya promosi LGBT di dunia, mulai dari media sosial, film, iklan bahkan sampai ke event dunia sekelas Piala Dunia Qatar. Ajang akbar perebutan piala sepak bola dunia 2022 di Qatar dijadikan kampanye LGBT. Kapten kesebelasan mengenakan ban berwarna pelangi dengan logo “One Love” dan para supporter mengibarkan bendera LGBT warna pelangi”. Hal yang sama terjadi di negeri ini. Na’udzubillahi mindzalik…
Ancaman akhir zaman yang lain juga mengintai: narkotika yang menghancurkan generasi penerus bangsa. Narkotika saat ini sudah masuk ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, pondok pesantren, kalangan artis, elit politik, penegak hukum, dokter, pilot, dan berbagai macam profesi lainnya…
Narkotika sudah beredar di mana-mana dari kalangan alit sampai kalangan elit.
Larangan Mengikuti Gaya Nonmuslim (Tasyabbuh)
Teknologi yang semakin canggih, membuat informasi mudah diakses bahkan di pelosok desa sekalipun. Informasi kesehatan, pendidikan, politik, dll. Hiburan seperti sinetron, atau film-film barat, musik. Dunia serasa dalam genggaman. Akibatnya, banyak kaum muslim saat ini, terutama generasi muda yang meniru gaya hidup dan gaya berpakaian orang jahiliyah.
Benarlah yang disebutkan dalam hadits, umat Islam selangkah demi selangkah akan mengikuti jejak nonmuslim. Perhatikan hadits-hadits dibawah ini:
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ ؟ فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ. رواه البخاري
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah-Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari)
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ : فَمَنْ . رواه مسلم
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim).
Bahkan secara umum kita dilarang menyerupai mereka dalam hal yang menjadi kekhususan mereka. Penyerupaan ini dikenal dengan istilah tasyabbuh. Dari Ibnu ‘Umar, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ. رواه أبوداود
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
(HR.Abu Daud)
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا. رواه الترمذي
“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR.Tirmidzi).
Sabda Rasulullah SAW di atas sudah terbukti, kita jumpai dari tahun ke tahun semakin banyak orang Islam yang tasyabbuh. Seperti pada saat perayaan tahun baru menghambur-hamburkan uang dengan membakar kembang api, berpesta, bahkan seks bebas pun dilakukan tanpa merasa berdosa.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا. إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ. الإسراء ٢٦-٢٧
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَآءَ سَبِيْلاً .الإسراء ٣٢
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).
إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِيْ قَرْيَةٍ، فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللّٰهِ . رواه الحاكم
Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung/negeri maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri. (HR. Al-Hakim)
Berbagai ayat dan hadits tersebut, jangan sampai terjadi pada generasi penerus bangsa. Maka dari itu perlu diberikan perhatian khusus bagi muda-mudi di malam tahun baru ini, agar terhindar dari segala pelanggaran dan kemaksiatan. Hendaknya diadakan kegiatan positif di malam tahun baru, misalnya pengajian santai menyenangkan disertai makan bersama atau acara keakraban, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. (KIM*)