Kediri (27/10). Tim Verifikator Implementasi Inisiatif, Kolaborasi, Inovasi Pesantren Sehat Jawa Timur (IKI PESAT JATIM) Tahun 2024 berkunjung Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kota Kediri, Jumat pagi (25/10). Kedatangannya dalam rangka kunjungan lapangan dan verifikasi tahap akhir karena Ponpes Wali Barokah masuk di 3 besar Lomba Pesantren Sehat Jawa Timur.
Ketua Tim Verifikator Malik Afif dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengawali sambutannya dengan memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional. “Semoga semua santri di Jawa Timur khususnya santri Ponpes Wali Barokah menjadi pribadi yang berkualitas dan punya pola hidup yang sehat,” katanya.
Menurut Malik, timnya melakukan verifikasi dokumen penilaian implementasi IKI PESAT pada 26 dari 38 Kabupaten Kota di Jawa Timur. “Dan Ponpes Wali Barokah masuk dalam 3 besar. Jadi pada dasarnya sudah juara, dan harapannya menjadi nomor 1 se Jawa Timur,” imbuhnya yang disambut amin dan tepuk tangan meriah.
Tujuan kedatangan Tim ke pesantren, selain bersilaturahim juga untuk memverifikasi dokumen yang sudah dikirimkan ke panitia beberapa waktu lalu. Jawa Timur merupakan provinsi yang dihuni banyak pesantren, maka Pemprov Jatim membuat program Pesantren Sehat. “Kami ingin pesantren-pesantren juga terjangkau oleh pelayanan kesehatan dan program kesehatan yang kami miliki,” lanjut Malik.
Pihaknya juga mendorong Dinas Kesehatan maupun Puskesmas melakukan kunjungan yang lebih intens. Diharapkan lulusan pesantren dapat menduduki posisi yang strategis di bidang kesehatan. “Kami ingin alumni pesantren selain berkualitas akhlak dan ilmunya, juga menjadi contoh dalam pola hidup sehatnya. Ini ditentukan oleh perilaku atau pola hidup,” tegasnya.
Sehingga dengan kebijakan Pesantren Sehat Pemprov Jatim melakukan tiga program dasar. Antara lain, hidup sehat itu ditentukan perilaku atau pola hidup. Masing-masing Pesantren membentuk kader santri husada, kader tersebut dibina dulu untuk bisa berubah duluan. Setelah itu ia memberi contoh dan mengajak temannya untuk berperilaku sehat.
“Sehingga kader-kader santri husada inilah yang menjadi strategi kami untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan pesantren,” ujar Malik. Selain merubah pola perilaku, pihaknya juga ingin pesantren terjangkau oleh pelayanan-pelayanan Kesehatan.
Pelayanan dimaksud antara lain pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri. Dan memperluas jangkauan screening TBC. Selain hal tersebut tentu pelayanan kesehatan cukup banyak, dan ini akan terus dikembangkan agar dapat terjangkau oleh semua pihak.
Strategi berikutnya yaitu dukungan sarana kesehatan dan sanitasi yang cukup baik. “Tiga strategi inilah yang kami terapkan di Pesantren Sehat,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut Malik Afif secara simbolis membagikan susu sapi kepada santri putra dan tablet tambah darah (TTD) untuk santri putri, sebagai salah satu inovasi SIBER DAKWAH (Aksi Bergizi Ponpes Wali Barokah). Selanjutnya ratusan santri yang hadir secara bersama-sama meminum susu dan TTD yang sudah dibagikan.
Dalam melaksanakan verifikasi Implementasi IKI Pesat Jatim tahun 2024, Malik Afif melibatkan 8 anggota. Terdiri dari pejabat Biro Kesra Pemrpov, Dinas Kesehatan Provinsi, Kanwil Kemenag, dan Universitas Nahdhatul Ulama Surabay (UNUSA).
Poin-poin yang diobservasi di antaranya kebijakan-kebijakan berwawasan kesehatan. Salah satu faktornya perilaku, yang ini bisa dilaksanakan bila ada aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan internal ponpes yang mengarah kesana. Yang kedua, bagaimana implementasi Pesantren Sehat dilakukan di lingkungan pesantren, dan nantinya akan ada sampling beberapa santri untuk tanya jawab dan observasi.
Yang ketiga, inovasi-inovasi yang sudah dilaksanakan sebagai bagian pengembangan dan percepatan penerapan Pesantren Sehat. Yang terakhir, bagaimana peran lintas sektor dalam mendukung dan melakukan pembinaan di pesantren. “Walaupun isinya Pesantren Sehat, maka urusan kesehatan tidak bisa dilepaskan dari peran serta sektor lain yang mendukung dan melakukan pembinaan kesehatan,” ujar Malik.
Selanjutnya Malik bersama tim keliling ke beberapa tempat meninjau sarana prasarana pesantren. Antara lain Poskestren, asrama santri, sarana olahraga, sanitasi, kamar mandi, dapur santri, kantor, pengolahan sampah dan magot.
Bahkan ia juga melihat langsung lokasi produksi roti Bakery Alqomar yang melibatkan para santri. Tempatnya bersih, proses pengolahannya sudah standar, sudah memiliki PIRT dan sertifikat halal, menunjukkan bahwa sudah ada pembinaan yang baik dari lintas sektor.
Dalam sebuah wawancara dengan awak media pasca keliling, Malik Afif mengagumi kondisi Ponpes Wali Barokah sangat bersih dan rapi sesuai standar Pesantren Sehat di Jawa Timur. “Kami ingin menepis stigma-stigma yang berkembang di masyarakat bahwa pesantren pada umumnya terkesan kumuh dan tidak sehat, kami saksikan sendiri dan kami pastikan disini tidak seperti itu,” tegasnya.
Setelah sekitar 90 menit, Tim Verifikator kembali ke ruangan untuk melanjutkan diskusi dan tanya jawab sekaligus memberikan feedback, tindak lanjut apa yang bisa dilaksanakan oleh pesantren maupun Linsek.
Hadir dalam acara tersebut pejabat Kesra Pemkot Kediri, Sekretaris Dinas Kesehatan, FKUB, DPD LDII, PD Pontren Kemenag, Kepala Puskesmas Pesantren II, Forkopimcam, Lurah Burengan, guru pengurus pondok dan 800 santri. (Mzdha/KIM*)